Umum

KLB Campak Sumenep: 2035 Kasus, Khofifah Kirim Vaksin, ORI Digelar.

292
×

KLB Campak Sumenep: 2035 Kasus, Khofifah Kirim Vaksin, ORI Digelar.

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi penyakit campak pada orang dewasa. (istimewah)

POSTWARTA.COM – Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tengah menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dengan peningkatan kasus yang mengkhawatirkan. Hingga 17 Agustus 2025, tercatat 2.035 kasus suspek campak dan 17 kematian yang tersebar di 26 kecamatan.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan perhatian serius terhadap KLB ini. “KLB Campak di Sumenep menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya, Jumat (22/8/2025), setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep, Dinas Kesehatan Jatim, dan Kementerian Kesehatan.

Sebagai respons cepat, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan 9.825 botol vaksin MR (Measles and Rubella) ke Sumenep untuk Outbreak Response Immunization (ORI). Selain itu, Pemprov Jatim memberikan *on the job training* (OJT) pembuatan kajian epidemiologi KLB PD3I ke seluruh puskesmas di Sumenep.

Upaya penanggulangan juga melibatkan koordinasi lintas batas dengan Madura Raya dan Surabaya Raya, menghasilkan dokumen kesepakatan untuk menangani KLB Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). “Penting melibatkan Surabaya Raya untuk mencegah penyebaran campak,” tegas Khofifah, menekankan pentingnya imunisasi massal, terutama pada anak-anak.

Bersama Kementerian Kesehatan, Pemprov Jatim menggelar rapat koordinasi terbatas dengan Komite Ahli Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Komli PD3I) Indonesia, WHO, dan Dinkes Sumenep untuk membahas rekomendasi penanggulangan. ORI campak akan dilaksanakan di 26 wilayah puskesmas di Sumenep mulai 25 Agustus hingga 14 September, menargetkan anak-anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Setelah ORI, imunisasi kejar akan dilakukan untuk anak-anak yang belum lengkap imunisasi campak. Khofifah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang gejala, komplikasi, dan pencegahan campak melalui imunisasi. “Target pelaksanaan ORI minimal 95 persen agar anak-anak terlindungi dan nantinya membentuk *herd immunity*,” pungkasnya.

READ  Rayakan HUT ke-80 RI, Ribuan Umat Padati Grahadi dalam Dzikir dan Sholawat Bersama

Campak, penyakit yang sangat menular melalui percikan ludah, memiliki laju reproduksi (R0) 17-18, yang berarti satu kasus positif dapat menularkan ke 17-18 orang lainnya. Imunisasi menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan ini.

“` (JGT)