POSTWARTA.COM – Insiden pembajakan dan penculikan aktivis Global Sumud Flotilla (GSF) oleh tentara Israel menuai sorotan dunia. Merespons hal tersebut, sejumlah aktivis dalam negeri menggelar unjuk rasa solidaritas di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, pada Jumat (3/10/2025).
Aksi ini digelar untuk menyuarakan misi kemanusiaan internasional untuk Palestina dan menuntut pembebasan segera para aktivis GSF yang membawa bantuan kemanusiaan namun dicegat dan diculik Angkatan Laut Israel.
Koordinator aksi, Ridwan, menegaskan bahwa tujuan utama unjuk rasa ini adalah mengawal misi kemanusiaan GSF dan menentang aksi kekerasan di Gaza.
“Aksi hari ini untuk mengawal Global Sumud Flotilla, para aktivis itu diculik karena ingin menyuarakan kejahatan Zionis Israel di Gaza. Kita berharap peristiwa ini menggerakkan masyarakat dunia dan pemerintah agar menghentikan kejahatan tersebut,” kata Ridwan di depan Kedubes AS.
Massa aksi secara khusus menargetkan Kedubes AS karena posisi Washington sebagai sekutu terdekat Israel.
“Tuntutan kami jelas, negara-negara yang menjadi sekutu Israel harus ikut bertanggung jawab. Karena kita tidak punya perwakilan Israel di sini, yang paling dekat adalah Kedubes Amerika Serikat,” tegasnya.
Selain menuntut AS, Ridwan juga mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil peran yang lebih nyata dalam upaya menembus blokade ke Gaza. Ia menekankan bahwa blokade terhadap Gaza merupakan tindakan ilegal menurut hukum internasional, sehingga dukungan negara sangat diperlukan untuk mengakhirinya.
Ridwan menyebut, pihaknya telah melakukan upaya koordinasi dengan pemerintah sejak awal. Delegasi Indonesia yang berencana bergabung dengan Flotilla telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan perwakilan Indonesia di Tunisia selama tahap persiapan pelayaran.
“Kami sudah koordinasi dengan Kemenlu dan Kedutaan Besar RI di Tunisia. Pemerintah mengakomodir beberapa usaha kami di sana,” ujarnya.
Namun, ia berharap pemerintah dapat melangkah lebih jauh, tidak hanya dalam urusan diplomatik, tetapi juga dukungan logistik.
“Kami berharap pemerintah dapat mendukung pelayaran yang lebih siap dari Indonesia menuju Gaza. Mulai dari dukungan pelabuhan hingga pengawalan misi, rakyat sipil sudah bergerak, kini saatnya pemerintah turut ambil bagian,” tutup Ridwan. (WEP)