POSTWARTA.COM – Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI Tingkat Provinsi Jawa Timur 2025 menegaskan komitmennya pada prinsip kejujuran dan transparansi. Panitia mewajibkan seluruh peserta melakukan verifikasi data diri melalui sistem fingerprint sebelum tampil di setiap cabang perlombaan.
Kebijakan ini diberlakukan menyeluruh, mulai dari cabang tilawah, tahfidz, tafsir, hingga cabang lainnya. Tujuannya memastikan peserta yang tampil benar-benar sesuai dengan data yang didaftarkan saat registrasi, sekaligus menutup peluang kecurangan.
Ketua Dewan Pengawas MTQ XXXI Jatim sekaligus Ketua Pelaksana Harian LPTQ Jawa Timur, KH Abdul Hamid Abdullah, menyebut fingerprint sebagai langkah konkret menjaga integritas. “Fingerprint menjadi cara paling akurat untuk mencocokkan identitas peserta. Kami ingin memastikan tidak ada peluang terjadinya kecurangan. Ini bagian dari komitmen menjaga kejujuran dan integritas MTQ,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Ia menambahkan, penggunaan teknologi biometrik adalah terobosan relevan di era digital. “MTQ adalah ajang mulia yang mengedepankan nilai-nilai Al-Qur’an. Karena itu, pelaksanaannya harus bersih, adil, dan terpercaya,” tegasnya.
Para peserta menyambut baik kebijakan ini. Selain menambah rasa aman dan adil, sistem verifikasi juga memperlancar administrasi perlombaan. “Dengan fingerprint, kami merasa lebih tenang. Semua peserta diperlakukan sama, tidak ada celah manipulasi data,” kata seorang peserta asal Lamongan.
Penerapan sistem ini juga memberi dampak positif pada citra MTQ sebagai ajang bergengsi. MTQ Jawa Timur bukan hanya menjadi ruang syiar Al-Qur’an, tetapi juga contoh penyelenggaraan kompetisi yang akuntabel dan berintegritas. Dengan begitu, MTQ XXXI di Jember diharapkan melahirkan juara-juara terbaik yang tidak hanya unggul dalam kemampuan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kejujuran sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an. (BVU)