POSTWARTA.COM – Menyusul kejadian luar biasa (KLB) campak yang telah merenggut 17 jiwa dan menginfeksi 2.035 warga, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirimkan 9.825 botol vaksin Measles dan Rubella (MR) ke Dinas Kesehatan Sumenep.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa penanganan KLB campak di Sumenep menjadi prioritas utama. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep, Dinas Kesehatan Jatim, dan Kementerian Kesehatan,” ujarnya di Surabaya, Jumat.
Selain pengiriman vaksin, Pemprov Jatim juga memberikan pelatihan intensif (on the job training) kepada seluruh puskesmas di Sumenep untuk membuat kajian epidemiologi KLB penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Upaya ini bertujuan untuk mempercepat dan mengefektifkan penanggulangan wabah.
Untuk mencegah penyebaran campak lebih luas, koordinasi lintas batas wilayah Madura Raya dan Surabaya Raya juga telah dilakukan, menghasilkan kesepakatan bersama dalam penanggulangan KLB PD3I. “Penting melibatkan Surabaya Raya agar campak tidak menyebar,” kata Khofifah, menekankan pentingnya imunisasi massal, terutama pada anak-anak.
Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Pemprov Jatim menggelar rapat koordinasi dengan Komite Ahli Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Komli PD3I) Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Dinas Kesehatan Sumenep guna membahas rekomendasi penanggulangan KLB campak.
Outbreak Response Immunization (ORI) akan segera dilaksanakan di 26 wilayah puskesmas di Sumenep, menargetkan anak-anak usia 9 bulan hingga 6 tahun. Vaksinasi MR akan diberikan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dimulai serentak pada 25 Agustus hingga 14 September. Setelah ORI, akan dilakukan imunisasi kejar bagi anak-anak yang belum lengkap imunisasi campak.
Gubernur Khofifah juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang gejala, komplikasi, dan pencegahan campak melalui imunisasi. Target pelaksanaan ORI adalah minimal 95% untuk mencapai herd immunity dan melindungi anak-anak.
Campak, penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak, memiliki laju reproduksi (R0) yang sangat tinggi, yaitu 17-18, yang berarti satu kasus positif dapat menularkan ke belasan orang lainnya. Khofifah mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), protokol kesehatan, serta imunisasi campak rubela sesuai usia.
Malam ini, Gubernur Khofifah dijadwalkan mengunjungi Sumenep untuk meninjau langsung penanganan KLB. “Kami berharap upaya yang dilakukan dimudahkan dan masyarakat Jawa Timur senantiasa diberi kesehatan,” pungkasnya, seraya menekankan pentingnya isolasi mandiri bagi kasus ringan dan segera mencari pertolongan medis bagi kasus berat, serta konsumsi vitamin A. (HLX)